Halaman

Minggu, 15 Desember 2013

Referensi yang perlu dicoba sebagai pendidik yang menggunakan pendekatan MI dalam pembelajaran

Persoalan pendidikan anak-anak, khususnya balita sat ini cukup menjadi perbincangan. Berbagai lembaga pendidikan usia pra sekolah, play group, full day dan sebagainya bermunculan sebagai tawaran solusi bagi pengasuhan anak-anak balita termasuk pendidikannya.

Bagaimanapun, tempat terbaik bagi anak-anak untuk bermain dan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar alamiahnya seperti visual-spasial, motorik, verbal, sosial, logis-matematis dan kinestetik, adalah di rumah bersama orang tua.

Mengingat kenyataan bahwa pada satu sisi para orang tua sangat sibuk (terutama ibu) di luar, sehingga cenderung mempercayakan anak-anaknya di play group. Di sisi lain, terdapat orang tua yang tidak memiliki kemampuan ekonomi untuk menitipkan anak-anaknya di play group maupun full day school, tetapi kebingungan bagaimana mengasuh anak-anaknya secara edukatif dan menyenangkan.

Buku ini menawarkan solusi bagi dua kategori orang tua di atas. Ditengah kesibukan, anda masih bisa bermain bersama anak-anak, tanpa harus direpotkan dengan tempat dan sarana. Termasuk tidak perlu khawatir jika anda tidak mampu mensekolahkan anak-anak di sekolah-sekolah terpadu. Karena buku ini memberikan contoh-contoh permainan edukatif tanpa perlu sarana-sarana mahal atau rumit.Permainan-permainan dalam buku ini justru menjunkirbalikkan persepsi bahwa pendidikan pra sekolah adalah mahal dan harus di tempat-tempat tertentu. Percaya atau tidak, anda bisa menciptakan puzzle kreatif-edukatif dari bungkus sereal atau susu formula. Itu sangat menyenangkan bagi balita-balita lucu di rumah.

Dikarenakan karakter anak-anak yang aktif dan serba ingin tahu, permainan-permainan dalam buku ini menekankan pada peran aktif anak-anak dan rasa senang yang dialaminya. Dengan peran aktif, anak-anak lebih mudah memahami konsep tentang angka 5 dengan melompat lima kali, daripada melihat angka 5 ditulis. Rasa senang turut membantu meresapkan memori positif pada otak anak-anak.

Permainan-permainan dalam buku ini dikelompokan ke dalam lima sasaran kemampuan alamiah yang ingin dikembangkan, yaitu sebagai berikut :

1. Permainan Meningkatkan Kemampuan Visual-Spasial Anak.
Kemampuan visual-spasial merupakan kemampuan memahami bentuk, gambar dan pola, desain, warna-warna dan tekstur yang kita lihat dengan mata luar kita maupun yang dibayangkan di dalam kepala. Kesadaran spasial termasuk orientasi tubuh terhadap obyek lain di dalam suatu ruang dan hubungan obyek-obyek tersebut satu sama lain. Anak-anak yang kuat dalam kemampuan ini sangat bagus dalam bermain puzzles, membaca peta, menemukan jalan disekitar tempat baru. Mereka cenderung berfikir grafis, memiliki opini tentang warna, tekstur yang sangat menyenangkan. Menyukai tampilan, proses membayangkan dan melihat dengan fikirannya.

Permainan yang termasuk dalam bagian ini dimulai dengan tingkat dasar : Apa itu warna, bentuk dan ukuran di dunia kita ? Informasi-informasi ini ditampilkan dalam beragam cara, seperti mencocokan warna, melompat ke dalam bentuk, menemukan ukuran, dan mencari benda di balik kaleng.

Permainan awal ini juga membantu anak-anak untuk sadar akan benda-benda di sekitar mereka dan bagaimana obyek-obyek diruang tersebut saling berhubungan satu sama lain. Dalam beberapa permainan, hal tersebut dilakukan dengan seluruh tubuh, salah satunya anak-anak berpura-pura mengendarai mobil dan berusaha untuk tidak bertabrakan dengan anak yang lain atau benda di sekitarnya. Dalam permainan lain, dilakukan dengan aktifitas otak seperti membuat peta atau menyelesaikan puzzles.

Pada akhirnya permainan ini membantu anak-anak melatih seni mevisualisasikan benda yang tidak mampu mereka lihat dengan mata kepala, seperti bintang atau organ bagian dalam tubuhnya.

Contoh Permainan :
Ayo Temukan Warnamu!

Dimainkan oleh dua orang atau lebih

Petunjuk
Ketika anda dan anak-anak berada di luar, sebutkan suatu warna dan sebarkan setiap anak untuk berlari terhadap sesuatu yang sama dengan warna yang disebutkan. Sebagai contoh, teriakan “kuning!” dan perhatikan siapa yang berlari menemukannya. Bergabunglah dan berlari bersama anak-anak. Pertimbangkan hal ini sebagai sarana olahraga juga.

Ulangi warna yang sama beberpa kali, seperti “Apalagi yang berwarna kuning?” dan biarkan anak-anak berlari hingga mereka menemukannya, sebagai contoh toples plastik kuning disembunyikan dibalik rumput.



2.Permainan meningkatkan kemampuan verbal-bahasa.
Keterampilan ini melibatkan pengetahuan bahasa, termasuk membaca, menulis, dan bebicara. Melibatkan pengetahuan tentang makna kata dan pemahaman idiom dan menyusun kata-kata. Anak-anak yang kuat kecenderungan verbalnya akan berhasil dalam permainan kata, menyusun cerita, berdebat, menulis kreatif, dan bercerita humor.

Untuk memberikan pada anak-anak apa yang dibutuhkan dalam keterampilan verbal-language tersebut, bab ini mengajukan pre-reading game, dengan pengenalan huruf melalui penglihatan, sentuhan, dan keseluruhan badan.

Sebab mengembangkan keterampilan verbal-language memerlukan kemampuan mendengarkan dengan baik, dapat dilakukan game yang mana mendengarkan merupakan bagian terbesar dari permainan tersebut.

Contoh Permainan :
Memancing Abjad
Dimainkan satu atau dua orang lebih

Bahan-bahan
Magnet kecil
Benang
Pensil
Huruf bermagnet, kertas dan jepitan kertas

Petunjuk
Ambil magnit dan ikat memggunakan benang. Ujung benang lainnya diikatkan pada pensil. Inilah tongkat pancingannya.

Letakkan huruf-huruf di atas lantai sedemikian sehingga bagian yang bermagnit menghadap ke atas. Sebarkan agar tidak saling menempel. Jika Anda tidak memiliki huruf bermagnit, potong kertas origami/kertas lipat warna membentuk huruf-huruf dari A sampai Z, rekatkan potongan kecil double tape pada salah satu sisinya, letakkan dengan bagian yang terdapat double tape menghadap ke atas.

Sebagai ganti pancingan magnet, gunakan kayu kecil atau penghapus yang telah dibungkus oleh double tape lalu ikat sebagaimana petunjuk membuat tongkat pancing di atas.

Lihatlah bagaimana anak Anda menyiapkan pancingan, mengayunkannya dan huruf apa yang ia tangkap. Berikan tepuk tangan dan tunjukkan kegembiraan Anda pada setiap huruf yang berhasil dipancing, hingga si kecil akan dengan bangga menunjukkan “tangkapannya” pada Anda.

INGAT ! Ini bukan tes. Jadi Anda tidak perlu berkata “Huruf Apa ini?” Lebih baik tunjukkan antusiasme pada setiap huruf yang dipancing. “Lihat apa yang kamu tangkap ! Kamu mendapatkan sebuah…....N !” Anda bisa berhenti tepat sebelum mengatakan nama huruf, agar memberi anak kesempatan menyebutkan huruf yang ia ketahui.

Jika ada beberapa pemain, sediakan beberapa pancingan dan bagikan kepada setiap anak, dan biarkan mereka mengail bersama. Anak yang lebih tua dapat memasang huruf yang dipancing untuk membentuk sebuah kata.



3.Permainan meningkatkan kemampuan berhitung
Contoh Permainan :
Kalung Sereal
Dimainkan satu atau dua orang lebih





4.Permainan meningkatkan kemampuan kinestetik
Contoh Permainan :
Bisbol Balon
Satu atau dua orang lebih

5.Kemampuan meningkatkan kemampuan interpersonal
Contoh Permainan :Siapa Di Dalam Kotak?
Dimainkan dua orang atau lebih

 



Sumber : http://forum.kompas.com/bincang-buku/32929-%5Brecommended%5D-57-permainan-kreatif-untuk-mencerdaskan-anak.html